Kamis, 27 Juli 2017

Jalan Terbaik part #2

ALIANDO POV

Alhamdulillah...selesai sholat shubuh aku melanjutkan membaca Al-Qur'an sampai nanti jam 6 dan setelah itu aku akan olahraga pagi.

Kegiatan rutin setiap minggunya. Sekedar merefreshing otakku yang selama 6 hari full aku di hadapkan oleh tumpukan kertas yang ada di meja kantorku.

Aku bukannya mengeluh tapi aku sangat mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan untukku. Aku hidup serba berkecukupan walaupun saat ini aku belum bisa memenuhi nazarku. Memberangkatkan haji Bundaku. Tapi aku yakin suatu saat nanti nazarku pasti akan terwujud.

"Shodaqallahul adziiiim...!" Aku menutup buku penyelamatku dan menciumnya agak lama. Setelah itu aku bangkit dan meletakkannya di rak meja sebelah tempat tidurku. Kurapikan sajadah dan sarungku.

Hari masih pagi dan aku berniat joging sebelum udara pagi berganti dengan polusi.

Di area komplek ini ada sebuah taman bermain yang sangat luas dan di tengahnya terdapat danau buatan yang tak kalah luasnya. Dengan sepasang headset menancap di kedua telingaku, aku memulai olahraga pagi ini dengan berlari mengelilingi taman ini.

Teng
Teng
Teng

Lariku terhenti saat mendengar suara itu. Suara lonceng gereja dari seberang taman. Gereja yang sangat indah. Bangunan yang menyerupai castil kerajaan dengan sebuah tanda salib di atasnya. Aku tersenyum sedikit menyadari banyak perbedaan di antara kita dan kita harus hidup berdampingan dan saling menghormati. Aku lalu kembali berlari kecil memutari taman sambil mendengarkan musik yang aku putar dari hpku.

Jalan Terbaik Part #1


PRILLY POV


Selalu seperti ini. Kegiatan rutinku setiap hari Minggu. Bangun lebih pagi dari hari biasanya. Mandi dan bersiap diri. Memakai baju yang bersih dan tentunya rapi. Aku hanya ingin terlihat sempurna di mataNya. Di mata Tuhanku yang memberiku kehidupan.

Aku Prilly Nathalia. Gadis 19tahun yang sekarang sedang bekerja di sebuah minimarket terkemuka. Aku menjabat sebagai kasir toko. Aku memilih bekerja setelah lulus sekolah. Selain karena ingin membantu orangtuaku aku juga ingin menabung untuk masa depanku kelak. Karena selamanya aku tak mungkin terus-terusan bergantung hidup kepada orangtuaku.

Langkahku sedikit melambat setelah memasuki area ini. Gereja favoritku. Bangunan yang megah dan menjulang tinggi. Dan di pucuk menaranya terdapat tanda salib yang besar.

Aku tersenyum lalu kembali melanjutkan langkahku. Aku memilih duduk di barisan kedua dari depan. Sebelum aku duduk aku menyempatkan diri untuk memberi salam kepadaNya. Tentunya dengan caraku sendiri.

Jamaah mulai berdatangan dan menempati duduknya masing-masing. Aku tersenyum sambil mengangguk saat menoleh ke arah samping. Ada jamaah seorang Ibu-ibu sambil menggandeng seorang anak perempuan.

Melihat pemandangan itu aku menjadi teringat sosok seorang ibu yang kini sudah tenang di sisiNya. Aku kembali fokus dengan buku di tanganku. Tak lama kemudin aku dan jamaah lainnya berdiri dan memulai berdoa.

Selesai berdoa para jamaah yang hadir banyak yang tinggal dan ada sebagian yang pergi. Aku memilih duduk di tempatku. Kupejamkan mataku dan kutangkupkan kedua telapak tanganku.

Ya Tuhan..lindungilah aku. Rahmatilah aku. Dimanapun aku berada, aku yakin Engkau selalu bersamaku. Aamiin... setelahnya aku membuka mata. Kuraih kalungku yang berbandul salip dan ku kecup.

Semoga Engkau selalu bersamaku.